Program Beasiswa/Fellowship Pada Bedah Laparoskopi Dan Infertilitas

“Berani unutk menjadi berbeda”

Dalam 22 tahun terakhir saya telah berlatih secara pribadi, saya telah mendedikasikan hidup saya untuk bedah laparoskopi dan infertilitas. Pada tahun 1994, saya memulai pelatihan bedah laparoskopi saya setelah menghabiskan waktu 2 bulan bersama Prof Song dan Dr. Lee Chyi Long di rumah sakit Chang Gung Memorial. Setelah itu saya secara bertahap mengasah dan mengembangkan kemampuan saya dengan mengunjungi ahli bedah laparoskopi di berbagai belahan dunia, menyaksikan dan mengamati mereka ketika sedang operasi dan kadangkala saya membantu mereka. Saya sungguh bersyukur kepada dokter – dokter ini yang tidak mementingkan diri sendiri dan mau berbagi pengetahuan dan kemampuan mereka kepada saya.

Pengambilan bedah laparoskopi di Malaysia sangatlah mengecewakan. Salah satu alasannya adalah karena di Malaysia tidak tersedianya banyak guru di bidang ini.

Sepanjang tahun, banyak spesialis OBGYN ( Obstetri dan Ginekologi ) memiliki permintaan untuk menyaksikan dan membantu saya ketika saya melakukan bedah laparoskopi. Ginekolog yang berasal dari luar negeri juga menghabiskan waktu berminggu – minggu untuk mempelajari keterampilan ini di bawah bimbingan saya. Namun, saya merasa bahwa tugas pelatihan ini terlalu singkat dan tidak masuk akal dan program pelatihan yang lebih lama akan bermanfaat bagi Ginekolog muda yang ingin belajar keterampilan bedah laparoskopi dan pengelolaan infertilitas.

Saya merasa latihan ini dapat juga dilaksanakan di luar pengajaran University Hospital. Oleh karena itu, pada tahun 2013, saya memutuskan untuk menjadi berbeda. Di tahun – tahun saya mendapatkan kemampuan tingkat dan pengetahuan sebagai dokter bedah laparoskopi, memperbolehkan saya untuk mencoba sesuatu yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya – untuk memulai program beasiswa di Bedah Laparoskopi dan Infertilitas, di sebuah rumah sakit swasta di Malaysia.

Saya memilki keraguaan tentang memulai program ini:
1.Dapatkah rumah sakit swasta memperbolehkan saya untuk memulai program fellowship ini?
2.Dapatkan kementrian kesehatan menerima program saya?
3.Apakah ada Ginekolog yang akan tertarik mengikuti pelatihan yang saya tawarkan untuk mereka?
4.Apakah saya memiliki kasus yang cukup pada bedah laparoskopi dan infertilitas untuk melatih seorang Ginekolog?
5.Maukah pasien pribadi saya setuju untuk diihat oleh spesialis lain?

Perjalanan dimulai dengan saya pertama kali berbicara kepada ketua dewan direksi Mahkota Medical Centre, Dr Gan See Khem, seseorang yang cukup berani untuk memberikan saya restu untuk memulai program. Sayangnya, kredensial dan ijin komite dari Mahkota Medical Centre menginginkan semua anggota untuk memiliki gelar pascasarjana melebihi 3 tahun. Saya menulis kepada menteri / departemen kesehatan untuk disetujui dan saya mendapat balasan yang mana jawabannya kurang jelas: disetujui atau tidak disetujui program tersebut.

Bersama dengan tangan ini, saya mengiklankan program beasiswa ini di surat kabar Lembaga Obstetri dan Ginekologi Malaysia dan asosiasi medis Malaysia. Anggota pertama saya adalah Dr. Thinakaran Malappan, seorang Ginekolog yang berasal dari Ipoh yang menghabiskan waktu 3 bulan bersama saya. Saya merasa gelisah saat dia memulai program ini. Anggota kedua saya Dr. Agilan Arjunan, yang terlatih di bawah saya selama 1 tahun. Saya memiliki salinan dari pengalaman mereka, pelatihan di bawah saya. Saya juga saat ini memiliki anggota ketiga Dr. Senthil Muthuraman yang telah bersama saya sejak bulan Februari 2016.

Saya telah belajar banayak setelah memulai Fellowship ini. Meskipun, itu sangat tidak mungkin untuk menjadi sempurna pada pengelolaan pasien, memiliki anggota membuat saya tetap berdiri pada pendirian saya. Seperti anggota saya yang selalu melihat saya, pengelolaan saya harus berdasarkan fakta.

Pola pikir pada anak – anak muda akan menanyakan segala sesuatu jadi saya pun belajar dan meningkatkan diri saya setiap hari. Tentu saja, saya mengajarkan apapun yang saya tahu kepada anggota saya dan berharap tugas mereka bersama saya dapat menjadi saling menguntungan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dan pengetahuan.

Secara keseluruhan, saya menikmati tantangan ini dalam memiliki anggota pada latihan saya. Saya pikir semua dokter memiliki sesuatu untuk mengajarkan dan sesuatu untuk belajar dari dokter lain. Mengajarkan dokter muda seharusnya seharusnya tidak dibatasi untuk hanya pemerintah saja dan pengajaran rumah sakit. Dewan / menteri kesehatan seharusnya menghargai dan bersedia menerima praktisi pribadi yang berkualitas untuk melatih para dokter muda ini, dengan baik. Mengajar mungkin tidak harus berarti setiap praktisi swasta bukanlah sesuatu yang kalian minati tetapi saya yakin, jika kita memberikan kesempatan, banyak yang akan melakukan juga.

Selva

PENGALAMAN FELLOWSHIP SAYA

Keanggotaan saya bersama Dr. Sevellaraja sejak dari maret hingga juni 2014. Saya telah datang dan menjadi fellowship dalam berita MMA edisi maret 2013. Baru pada tahun berikutnya di bulan maret, saya berhasil mendapatkan cuti yang tidak tercatat dari KKM dan pertanggungan yang di butuhkan dari rumah sakit saya untuk bergabung bersama Dr. Sevellaraja di Mahkota Medical Centre, Melaka. Saya sangat beruntung untuk menjadi anggota pertama dia.

Dr. Selva, sebagaimana nama panggilannya, dikenal baik di kelompok O&G dan seorang ahli dalam bedah Gine-Laparoskopi dan subspesialis pengobatan reproduksi.

Dengan pemikiran seperti itu, saya pergi dengan asumsi bahwa pelatihan yang diambil hanya terbatas untuk melakukan yang berkaitan dengan Laparoskopi dan Infertilitas tapi dengan yang akhrinya saya pelajari dan pengalaman sangat banyak dan melebihi itu.

Pada hari tertentu biasanya dimulai pada pukul 08:00 pagi dimana kita akan melakukan patroli jaga bersama – sama dan kasus yang terlihat di bangsal dan dibahas secara singkat. Jika tidak dalam hari beroperasi, kita kemudian akan berjalan ke klinik setelah sarapan pagi singkat di ruang dokter. Di klinik, saya duduk bersama dia di ruangan konsultasi selama selama seluruh sesi. Meskipun itu menjadi klinik miliknya sendiri, kita masih akan membahas tentang kasus tersebut dalam hal sejarah yang relevan, investigasi dan pilihan manajemen untuk pasien – pasien dimana jika memungkinkan. Para pasien sangat dapat menyesuaikan diri. Saya sangat beruntung bahwa saya dapat melihat perpaduan yang mana bukan saja yang terkait dengan infertilitas dan laparoskopi tapi juga kasus obsteri dan ginekologi umum. Klinik biasanya akan berjalan hingga jam 5:30 dengan istirahat singkat untuk makan siang antara (jam 1 – 2 siang).

Jadwal hari untuk operasi biasanya 2 hari dalam seminggu. Kita melakukan operasi paling tidak 4-5 kasus per hari dimana kebanyakannya adalah kasus laparoskopi. (Misalnya: Laparoskopi Histerektomi total, Laparoskopi Miomektomi, Laparoskopi Kistektomi, dll). Saya tidak hanya memiliki kesempatan untuk membantunya pada kasus ini, tetapi juga diberi kesempatan untuk beberapa hal yang harus saya lakukan dengan tangan saya juga termasuk penjahitan laparoskopi langsung pada pasien yang saya yakini tidak akan ada ditempat lain pada pelatihan lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagaimana dia telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun, saya banyak belajar teknik – teknik penting dengan hanya membantu (sebagai asisten pertama) dan mengamati bagaimana dia melakukan pembedahannya dan yang paling penting dia tidak sungkan untuk membagikan tips dan triknya pada teknik laparoskopi tertentu. Dia sangat sabar dan bersusah payah untuk memastikan agar saya mendapatkan manfaat yang maksimal dengan setiap kasus yang dia beritahukan pada setiap waktu operasi. Dia juga menyediakan saya seorang Endotrainer laparoskopi dengan alat – alat untuk penjahitan dan model untuk saya berlatih di waktu luang saya. Diapun dikenal karena workshop laparoskopinya yang terkenal, saya juga berkesempatan untuk terlibat dalam penyelenggaraan workshop laparoskopi 3D pertamanya pada bulan mei 2014 yang diadakan di Mahkota Medical Centre.

Seperti itulah juga sebuah keanggotaan infertilitas, Dr.Selva menjamin bahwa saya tidak akan terbengkalai dalam aspek ini. Dia menyediakan dan memberi saya materi bacaan yang diperlukan (buku teks, jurnal, dll) dan saya menghadapi banyak pasien infertilitas yang dilayani kliniknya. Awalnya saya terlibat sejak awal dalam rencana penyelenggaraan mereka dan juga terlibat dalam tindak lanjut sebelumnya inisiasi stimulasi protokol yang berbeda, pemindaian folikuler, pengambilan oosit dan transfer / pemindahan embrio untuk pasien yang mencari IVF/ISCI.

Saya diberikan kesempatan untuk mengunjungi laboratorium IVF di Mahkota Medical Centre dan diberikan penjelasan secara detail dan jelas mengenai semua prosedur yang dilakukan di sana (analisis ISCI/IVF, analisis seminalis, dll) oleh embriolog mereka yang berpengalaman. Dalam hal hands on (mempelajari sambil melakukan), saya diberikan kesempatan untuk melakukan pengambilan oosit untuk sedikit kasus dan juga sebuah kasus untuk pemindahan embrio. Pada hari – hari klinik tertentu, kita juga membuat itu sebagai titik untuk melewati catatan kasus infertilitas sebelumnya dan diskusi untuk hal yang relevan mengenai kasus tersebut. (Contoh: mengapa protokol stimulasi tertentu yang dipilih, mengikuti dan melaksanakan rencana mereka dan jika perawatan IVF mereka telah gagal, langkah – langkah apa yang akan diambil secara berbeda untuk siklus perawatan selanjutnya.)

Manfaat tambahan yang membuat saya cukup beruntung untuk pengalaman saya adalah kesempatan untuk dapat melihat bagaimana praktek pribadi O&G dijalankan. Karena dia adalah seorang yang sangat teliti dan dengan pengalamannya yang sangat luas dalam praktek pribadi, dia memberi saya sebuah pandangannya tentang bagaimana mengatur sebuah klinik sederhana dalam hal peralatan dasar dan peralatan yang dibutuhkan. Dia membagikan wawasannya kepada saya tentang bagaimana dia mengelola pemyimpanan rekaman dan informasi kliniknya (contohnya: file kasus pasien, gambar USG, catatan operasi, hasil laboratorium dan HPE) yang semuanya tersimpan dengan sistematis menggunakan sebuah perangkat lunak komputer dan membuatnya mudah untuk dilacak kapanpun dibutuhkan. Karena semua prosedur pembedahannya tercatat, dia juga mengajarkan kepada saya teknik pengeditan video menggunakan perangkat lunak komputer dan bagaimana sebuah DVD dapat dipersiapkan dan diberikan pada pasien untuk sebagai referensi mereka!

Saya pernah ke beberapa workshop dan kursus laparoskopi baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan saya harus mengatakan bahwa pelatihan yang saya lakukan bersama Dr. Selva adalah yang terbaik dan PALING BERMANFAAT untuk saya. Saya akan sangat merekomendasikan program beasiswa / keanggotaan ini kepada orang lain yang memiliki minat yang kuat untuk belajar laparoskopi dan infertilitas (ketidaksuburan). Saya rasa bahwa KKM mungkin dapat memasukkan fellowship Dr. Selva menjadi sebuah bagian dari program subspesialis pelatihan reproduksi atau menjadikannya sebagai program pelatihan terakreditasi yang diakui untuk Ginekolog yang memiliki minat dan tertarik dengan Bedah Invasif Mininal (MIS).

Kesimpulannya, 3 bulan saya bersama Dr. Selva sudah dipastikan layak untuk waktu dan pengorbanan. Saya telah mendapatkan hal lebih banyak dari yang saya harapkan. Sekarang saya lebih yakin dan percaya diri dalam melakukan bedah laparoskopi termasuk laparoskopi histerektomi dan mengelola pasien infertilitas. Saya juga sangat beruntung, karena, pada akhir dari pelatihan, saya tidak hanya mendapatkan mentor tapi juga saya mendapatkan seorang sahabat yang baik. Satu – satunya yang saya sayangkan adalah program fellowship saya hanya untuk 3 bulan dan tidak lagi.

Program Fellowship di IVF & Bedah Laparoskopi : apa yang saya miliki telah hilang…

Sebagai seorang Dokter, kebanyakan dari kita menyadari bahwa pelatihan kita yang ‘sesungguhnya’ pada seni kedokteran dimulai dari hari kelulusan kita. 5 tahun yang dihabiskan di sekolah kedokteran hanyalah sebuah persiapan dari pengetahuan inti. Jalur karier kita bervariasi setelah kelulusan dan bagi banyak orang, kita berusaha untuk pergi ke sekolah pascasarjana atau hanya dikenal sebagai pelatihan khusus atau sub-khusus. Kemudian, fakta terberat dari kenyataan memukul kami. Apa yang terjadi di sekolah pascasarjana ini mungkin bukan yang sebenarnya yang ingin kita lakukan. Apakah kita sudah di ujung jalan? Apakah kita hanya memilih jalan yang ditempuh untuk kita dan kita maju ke depan?

Seperti kata pepatah, ‘Mintalah maka itu akan diberikan, carilah maka kau akan temukan, ketuklah maka akan di bukakan’. Dengan memikirkan ini , kemungkinan besar anda akan menemukan jalan yang anda cari. Itulah yang terjadi kepada saya.

Pada tahun 2013, saya menemukan sebuah iklan di bulletin OGSM tentang sebuah program fellowship IVF & bedah laparoskopi oleh Dr.S.Selva dari Mahkota Medical Centre Melaka. Ya, anda benar, itu merupakan program yang diselenggarakan oleh praktisi pribadi. Program ini adalah pertama dari jenisnya di Malaysia dan saya agak sedikit khawatir dan skeptic. Program itu bukan berasal dari departemen kesehatan dan saya akan pergi untuk belajar sesuatu? Akankah saya hanya menghabiskan waktu di sini karena program yang tidak diakui oleh departemen kesehatan?

Di tengah pergumulan dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran saya tentang apa yang harus dilakukan, saya teringat sebuah segmen dari film Polar Express. Dalam film ini seorang kondektur kereta api akan memberitahuan kepada si anak, “Kamu mengetahui sesuatu tentang kereta, itu bukan tentang kemana kereta akan pergi, itu tentang memutuskan untuk melanjutkan.”

Saya mendaftar untuk bergabung dengan program dan memilih untuk melanjutkan kereta.

Saya memulainya pada bulan agustus 2014 setelah ‘penumpang’ yang lain nya sudah menyelesaikan perjalanannya.

Hari pertama saya sangat begitu stress, meskipun saya telah mencoba sebaik mungkin untuk tidak menunjukkannya! Beralih dari sebuah rumah sakit pemerintah yang sibuk ke sebuah klinik yang didirikan, saya mencoba untuk aklimitisasi (menyesuaikan diri). Seseorang memberi tahu saya bahwa Dr. Selva menjalankan sebuah ‘one-man general hospital’ dan saya setuju dengan itu.

Ada banyak keragaman jenis dari pasien di kliniknya. Kami melihat langsung pasiennya mulai dari gadis remaja, infertilitas (ketidaksuburan), obstetri, hingga ginekologi umum dan wanita yang menopause. Anda yang menyebutan kondisinya, dan kemungkinan besar kami telah melihatnya.

Saya dapat mengamati dan berpartisipasi dalam perawatan pasangan yang mengalami ketidaksuburan. Saya belajar untuk mengelola pria, wanita, dan ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan. Inilah penyebab utamanya pada infertilitas yang dapat kita lihat di pelatihan harian kita. Kemampuan lain yang telah saya pelajari adalah untuk melakukan histeroskopi. Saya mulai memahami kegunaan alat histeroskopi sebagai alat yang berharga untuk mendiagnosa patologi intra-rahim yang mungkin berdampak buruk pada perawatan ART.

Dr. Selva tidak memperlakukan saya hanya untuk sebagai ‘pengamat’ di kliniknya. Saya terlibat dalam pengambilan keputusan dan diskusi tentang kedekatan setiap pasangan infertil yang berjalan melalui kliniknya. Ini melibatkan saya langsung dengan perawatan pada pasangan. Faktanya, kami bekerja sebagai tim dimana satu di antara kami akan melihat pasangan sepanjang siklus pengobatan mereka, termasuk pengumpulan oosit dan pemindahan embrio.

Dr. Selva memiliki passion yang luar biasa untuk bedah laparoskopi. Kami melihat banyak pasien yang mencari bantuan untuk masalah ginekologi seperti kista ovarium / endometriosis, fibroid dan nyeri panggul setiap hari. Jika tujuan anda adalah untuk menjadi seorang Ginekolog endoskopi, disini adalah dimana anda dapat melihatnya semua.

Saya harus mengakui bahwa patologi pada ginekologi dan keterampilan klinis yang telah saya pelajari dibutuhkan untuk dikelola dalam rincian lebih banyak daripada yang pernah saya pelajari sebelumnya.

Pembelajaran saya tidak pernah dibatasi hanya pada klinik saja. Daftar operasi kami ada setiap hari rabu dan hari jumat. Disinilah dimana aksi yang sebenarnya! Disinilah dimana saya melihat laparoskopi 3D dilakukan. Faktanya, inilah tempat kelahiran dari laparoskopi 3D di Malaysia. Segera saya mulai menyadari keuntungan dari laparoskopi 3D. Persepsi kedalamannya / kedalaman penglihatannya sangat begitu fantastis. Ini membuat pelatihan saya di laparoskopi menjadi lebih menyenangkan dan jauh lebih mudah. Saya telah mengalami rasa sakit saat belajar penjahitan menggunakan endotrainer buatan sendiri. Untuk para pemula, mereka akan tahu apa tentang apa yang saya sedang bicarakan! Laparoskopi telah membuat sangat mudah untuk penjahitan. Anda harus melakukannya, dan mempercayainya..

Ruangan operasi adalah tempat dimana kami memiliki takaran terlatih pada adrenalin kami yang menggelora. Dalam 1 tahun terakhir saya menghabiskan waktu di sini, saya telah belajar untuk mengoperasikan sebuah kasus sederhana kista ovarium dan kasus parah histerektomi dan endometriosis, laparoskopi.

Apakah saya akan kehilangan kemampuan saya untuk melakukan operasi terbuka? Itu tergantung dari pandangan anda. Jika anda menyangupkan diri untuk mengembangkan kemampuan laparoskopi anda, maka anda tidak semestinya mengeluhkan tentang itu. Kami masi melakukan operasi Caesar dan laparotomi untuk kasus yang sangat rumit atau jika kasus dianggap tidak sesuai untuk laparoskopi.

Sebagai manusia, kita selalu ingin dikelilingi oleh orang – orang dimana kita merasa nyaman bersama mereka. Itupun berlaku juga dilingkungan tempat kerja. Saya memiliki kekhawatiran yang sama ketika pertama kali saya masuk Mahkota Medical Centre. Hari pertama saya berada di sana, saya menyadari bahwa kekhawatiran saya tidak beralasan. Dr. Selva dan Staff – Staff nya sangat menyambut saya. Saya tidak pernah merasakan beban terhadap pergeseran karir besar yang telah saya buat. Saya memiliki ruang pribadi dan suster – suster untuk membantu saya, seakan–akan klinik itu seperti milik saya sendiri! Saya sangat bersyukur kepada staffs Soo Yin, Julai, Nora, Aida dan Mag, dan tentu saja Dr. Selva telah membuat perjalanan saya menyenangkan selama 1 tahun.

Mengingat kembali kehidupan saya dalam 1 tahun terakhir, saya tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa saya telah ‘berubah’. Program fellowship tidak hanya mengajari saya tentang IVF dan

bedah laparoskopi tapi juga tentang sikap dan pengembangan diri. Kita semua mengetahui bahwa pendidikan itu abadi, tapi berapa banyak dari kita yang dapat mengerti semua ini? Sepanjang fellowship saya, saya telah belajar bagaimana untuk memaksimalkan waktu saya, bagaimana menggunakan teknologi untuk mendukung dan membantu pembelajaran saya (saya telah menjadi pengguna Apple dengan baik!) dan yang paling penting dapat menemukan passion saya untuk belajar seumur hidup saya. Saya juga belajar untuk selalu berusaha melakukan pekerjaan dengan baik, semuanya akan mengikuti.

Jadi, apa yang telah hilang dari saya? Mungkin sedikit tentang ego saya dan waktu saya jauh dari keluarga saya. Apa yang telah saya dapatkan sangat begitu tak ternilai harganya dan saya tahu itu hanya sebagai permulaan….

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
Picture of Dr. Selva

Dr. Selva

Dr S. Selva (Sevellaraja Supermaniam) is a Consultant Obstetrician and Gynaecologist and a subspecialist in Reproductive Medicine at a private hospital in Melaka, Malaysia. He heads the O&G unit and the IVF Centre at the hospital.

More About Dr. Selva

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts

The Art of Overcoming Overthinking

The Art of Overcoming Overthinking It was a Tuesday evening, and I was in the midst of a challenging High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU) case. The

Copyrights © 2024 Selva’s Fertility, Obsterics & Gynaecology Clinic. All Rights Reserved.