Bab 33 – Histerektomi Laparoskopi ( pengangkatan rahim )

Bab 33 – Histerektomi Laparoskopi ( pengangkatan rahim )

Apakah Histerektomi Laparoskopi ?

Histerektomi merupakan operasi pengangkatan seluruh atau sebagian rahim. Ada banyak alasan untuk pengangkatan rahim dan alasannya termasuk kanker ( rahim, serviks, ovarium ), fibroid, endometriosis, menstruasi yang berat dan berkepanjangan dan prolaps uteri. Secara tradisional, histerektomi dilakukan baik dengan operasi terbuka ( laparotomi ) maupun melalui vagina ( Histerektomi Vagina ). Pada Histerektomi Laparoskopi, operasi dilakukan dengan bantuan laparoskop dan dengan membuat 2 atau 3 sayatan kecil yang lainnya. Teknik bagaimana laparoskopi dilakukan telah dijelaskan pada Bab 4.

Apa saja jenis dari Histerektomi Laparoskopi ?

Ada beberapa jenis dari histerektomi laparoskopi yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :

1) Histerektomi total laparoskopi

Pada teknik ini, prosedur dilakukan sepenuhnya secara laparoskopi.

Gambar 33.1 Histerektomi total dan salpingooforektomi bilateral dimana rahim, serviks dan kedua ovarium diangkat

2) Histerektomi Vaginal dengan Bantuan Laparoskopi

Pada teknik ini, bagian dari operasi / pembedahan dilakukan secara laparoskopi saat yang lain dilakukan secara vaginal, seperti Histerektomi Vaginal. Operasi ini jauh lebih mudah untuk dilakukan terutama oleh dokter bedah yang belum cukup memiliki kemampuan bedah lanjutan seperti penjahitan laparoskopi.

3) Histerektomi Subtotal Laparoskopi

Pada teknik ini badan rahim diangkat, akan tetapi serviks dipertahankan. Beberapa dokter bedah meyakini bahwa mempertahankan serviks akan mempertahankan dukungan panggul sehingga dapat mengurangi insiden prolaps dikemudian hari. Mempertahankan serviks juga dapat diyakini dapat mempertahankan fungsi seks normal. Akan tetapi, kerugian dari meninggalkan leher rahim dapat menimbulkan rasa kuatir akan penyakit serviks seperti kanker serviks dapat terjadi dikemudian hari. Penyakit seperti endometriosis dan fibroid dapat tumbuh juga dari serviks.

Gambar 33.2 Histerektomi Subtotal dan Salpingooforektomi : Badan rahim dan kedua ovarium diangkat , Serviks tetap dipertahankan

4) Histerektomi Laparoskopi Insisi Tunggal

Pada teknik ini , operasi dilakukan hanya melalui satu sayatan yang berukuran sekitar 2,5 cm di umbilikus ( pusar ) . Semua prosedur dilakukan melalui sayatan ini dalam melakukan histerektomi ( seperti yang dijelaskan dibawah ini ) dilakukan melalui sayatan yang telah dibuat ini. Operasi ini merupakan operasi yang memerlukan kemampuan tingkat lanjut dan telah dijelaskan secara terperinci di Bab 19.

Video 19.6
Histerektomi Total Laparoskopi Insisi Tunggal
http://vimeo.com/149741719

Bagaimana Histerektomi Laparoskopi dilakukan ?

Seperti yang telah dijelaskan pada bab 15 tentang bagaimana bedah laparoskopi dilakukan, dalam histerektomi ligamen bundar dikoagulasi terlebih dahulu ( dengan menggunakan arus listrik untuk mengentikan perdarahan jaringan ) dan kemudian dipotong. Peritoneum yang menutupi bagian serviks dipotong dan kandung kemih didorong kebawah menjauhi serviks. Apabila pengangkatan ovarium harus dilakukan, ligamen yang menampung suplai darah ke ovarium (ligamen infundibulum)dikoagulasi dan dipotong .Jika ovarium harus diamankan , maka ligamen yang menghubungkan ovarium ke rahim ( ligamen ovarium ) dikoagulasi dan dipotong. Tuba falopi pun dikoalgulasi dan dipotong serta ovarium terpisah dari rahim. Ligamentum yang luas ( struktur membran yang menempelkan ovarium ke panggul ) dilepaskan. Cabang asenden arteri uterus dijahit, dikoagulasi dan dipotong. Kemudian sayatan dibuat pada vagina dan sayatan ini diperpanjang disekitar vagina untuk melepaskan vagina dari serviks. Rahim terlepas dan diaangkat dari panggul melalui vagina. Kubah vagina kemudian dijahit dengan menggunakan jahitan yang dapat diserap (absorbable).

Video 33.1
Histerektomi Total Laparoskopi
http://vimeo.com/150079694
Gambar 33.3 Rahim, tuba falopi and ovarium sebelum histerektomi total laparoskopi
Gambar 33.4 Ligamen bundar kanan dikoagulasi dan dipotong
Gambar 33.5 Peritoneum diatas dan menutupi kandung kemih dibuka dan dipotong ( perhatikan daerah yang gelap, itu adalah bercak endometriosis )
Gambar 33.6 Ligamen bundar kiri terkoagulasi dan dipotong
Gambar 33.7 ligamen ovarium kiri dan tuba falopi dikoagulasi dan dipotong
Gambar 33.8 Ligamen ovarium kanan dan tuba falopi dikoagulasi dan dipotong
Gambar 33.9 Kemudian cabang asenden arteri uterus kiri dijahit
Gambar 33.10 Cabang asenden arteri uterus dijahit
Gambar 33.11 Cabang asenden arteri uterus kiri dikoagulasi dan dipotong
Gambar 33.12 Cabang asenden arteri uterus kanan dikoagulasi dan dipotong
Gambar 33.13 Vagina dibuka anterior pada Koh cup
Gambar 33.14 Rahim terlepas dari vagina
Gambar 33.15 Rahim didorong kedalam vagina
Gambar 33.16 Rahim diangkat dari vagina
Gambar 33.17 Tuba falopi diangkat
Gambar 33.18 Kubah vagina dijahit
Gambar 33.19 Ini adalah hasil akhir operasi saat kubah vagina ditutup

Apa saja kelebihan dari Histerektomi Laparoskopi ?

Kelebihannya dari operasinya sama seperti dengan kelebihan yang telah dijelaskan pada bab 15.

Apakah ada bahaya melakukan Histerektomi Laparoskopi ?

Histerektomi Laparoskopi melibatkan pelepasan rahim dari panggul. Terdapat beberapa struktur penting yang dekat atau menempel pada rahim yang bisa terluka secara tidak sengaja pada saat operasi dilakukan. Strukturnya termasuk ureter, kandung kemih, dan usus. Apabila telah diakui adanya cedera , maka perbaikan dapat dilakukan. Terkadang cedera hanya dicatat setelah saat operasi selesai dilakukan dan perbaikan struktur yang terluka seperti ureter dilakukan saat operasi yang kedua.

Kandung kemih terletak di depan ( anterior ke ) rahim dan serviks. Karena penyakit seperti endometriosis atau dari bagian caesar sebelumya , kandung kemih kadang melekat pada rahim. Dalam situasi seperti ini cedera pada usus dapat terjadi. Diperlukan perbaikan pada kandung kemih baik secara laparoskopi maupun dengan laparotomi.

Pada penyakit seperti endometriosis , usus padat menempel (g) ke rahim, posterior. Usus ( rektum dan sigmoid ) harus dilepaskan dari rahim dan serviks sebelum dilakukannya histerektomi. Usus yang cedera secara tidak sengaja dapat terjadi dan usus harus segera diperbaiki. Apabila cedera langsung terdeteksi saat operasi , perbaikan bisa dilakukan pada waktu yang sama. Namun, apabila cedera baru terdeteksi pasca operasi maka perbaikan dapat dilakukan di operasi kedua.

Sekali lagi, semakin dokter bedah berpengalaman dan ahli , semakin kecil juga peluang terjadinya komplikasi.

Kandidat wanita yang seperti apa yang tidak cocok untuk Histerektomi Laparoskopi ?

Tidak semua wanita dapat merasakan manfaat dari histerektomi yang dilakukan secara laparoskopi. Tergantung pada keterampilan dokter bedah akan kemampuannya dalam melakukan histerektomi laparsokopi. Semakin ahli, semakin baik pula kinerja nya dalam menangani kasus laparoskopi yang kompleks secara laparoskopi. Pada situasi berikut , mungkin akan sulit untuk melakukan operasi secara laparoskopi , yaitu :

1) Rahim besar

Rahim bisa membesar karena disebabkan oleh fibroid atau adenomiosis. Saat rahim membesar, akan ada sedikit ruang untuk dokter bedah melakukan Histerektomi Laparoskopi. Dokter bedah mungkin kesulitan untuk memvisualisasikan semua struktur melalui laparoskop. Terkadang, suntikan analog GnRH (g) mungkin diberikan untuk mengecilkan fibroid sebelum melakukan Histerektomi Laparoskopi.

2) Beberapa operasi yang sebelumnya

Wanita yang telah menjalani beberapa operasi terbuka sebelumnya mungkin mempunyai jaringan parut (g) ( adhesi ) yang terbentuk didalam perut. Perlengketan ini mungkin akan mengakibatkan perlengketan usus, rahim dan dinding perut. Ada kemungkinan untuk mengalami kesulitan dalam melepaskan adhesi ini secara laparoskopi. Operasi terbuka yang sebelumnya bukan merupakan kontraindikasi absolut untuk operasi / bedah laparoskopi. Seorang dokter bedah yang ahli dapat menempatkan laparoskopi didalam perut untuk dapat melihat keberadaan adhesi sebelum memutuskan dalam melanjutkan operasi secara laparoskopi atau mengubahnya menjadi laparotomi. Mungkin tidak semua pasien yang sudah menjalani operasi sebelumnya mempunyai jaringan parut di perut.

3) Adhesi yang parah disebabkan oleh endometriosis

Beberapa pasien yang menderita endometriosis parah akan mengalami perlengketan pada rahim, ovarium dan tuba falopi ke panggul. Dalam situasi seperti ini, Dokter bedah harus sangat ahli dalam membedah struktur yang menempel ( ureter, usus, kandung kemih ) dari rahim dan panggul sebelum melanjutkan dengan histerektomi. Luka pada struktur ini akan memerlukan penanganan, yang mana harus lebih mudah untuk dilakukan melalui operasi terbuka dilanjutkan dengan laparoskopi.

Fakta 33.1 Haruskah ovarium diangkat saat histerektomi ?

Pengangkatan kedua ovarium akan menyebabkan menopause dini. Pengangkatan salah satu ovarium dan mempertahankan yang satunya tidak akan menyebabkan menopause. Wanita yang mengalami penyakit ovarium seperti kista ovarium, kanker ovarium, endometriosis dan sebagainya mungkin membutuhkan satu atau kedua ovarium untuk diangkat. Wanita yang tidak mempunyai penyakit apapun yang bersangkutan dengan ovarium, pengangkatan ovarium tidak direkomendasikan. Pada wanita yang berada dalam masa pasca menopause, pengangkatan kedua ovarium bersifat kontroversial. Sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa ovarium menghasilkan beberapa hormon yang berguna bahkan pada wanita yang berada pada pasca menopause. Kerugian dari tidak mengangkat kedua ovarium dari wanita pasca menopause akan menyebabkan resiko perkembangan dari kista atau bahkan kanker ovarium. Resiko yang terjadi sangat kecil. Oleh sebab itulah ini adalah penting untuk wanita yang mempertahankan satu atau dua ovarium setelah menjalani USG transvaginal secara teratur untuk memastikan bahwa tidak ada kista di dalam ovarium.

Fakta 33.2 Apakah perbedaan antara histerektomi subtotal dan histerektomi total ?

Pada histerektomi subtotal, hanya pada badan rahim saja yang diangkat dan serviks dipertahankan. Sedangkan pada histerektomi total laparoskopi, badan rahim dan serviks, diangkat kedua-duanya. Beberapa orang mempercayai bahwa dengan mempertahankan serviks, struktur dasar panggul masih utuh / lengkap sehingga kecil kemungkinan terjadinya prolaps. Ada juga saran yang lainnya bahwa serviks dipertahankan dapat dapat membuat fungsi seks lebih baik dibandingkan dengan serviks yang diangkat. Sangat penting untuk diingat bahwa apabila serviks tidak diangkat , harus melakukan pap smear secara teratur. Pada beberapa wanita mungkin akan mengalami adanya bercak saat menstruasi bulanan dari serviks dan ada resiko kecil terkena penyakit seperti fibroid dan adenomiosis dari serviks.

Ringkasan

Pengangkatan rahim ( histerektomi ) dapat dilakukan dengan laparoskopi. Berbagai jenis histerektomi melalui laparoskopi adalah histerektomi total laparoskopi, histerektomi subtotal , histerektomi vaginal yang dibantu dengan laparoskopi dan histerektomi laparoskopi dengan sayatan tunggal. Histerektomi laparoskopi sulit dilakukan pada wanita yang memiliki rahim besar , beberapa operasi yang sebelumnya pernah dilakukan dan adhesi yang parah sebagai hasil dari endometriosis.

KONTENT

Copyrights © 2024 Selva’s Fertility, Obsterics & Gynaecology Clinic. All Rights Reserved.